Tua Tunu Indah

TUA TUNU INDAH

Kata Tuatunu sendiri berasal dari kata “rumah tua atau tua” dan “tunu” artinya rumah tua atau kampung yang dibakar. Rumah tua atau Kampung tua tersebut dibakar oleh kompeni Belanda dianggap sebagai markas/ temoat tinggal para pejuang. ( dikutip dari buku organisasi social bangsa melayu di Tuatunu oleh Drs. Akhmad Elvian 2010).

Sejarah mencatat pada tahun 1851 pembentukan kampung disepanjang jalan baru, dan desa tuatunu pada masa itu terdiri dari 10-40 bubung rumah atau atap rumah. Tuatunu sendiri merupakan kampung tua yang telah berdiri sebelum masa kemerdekaan, banyak jejak sejarah dapat kita lihat di wilayah ini, antara lain perigi pekasem, Kubur Akek Bandeng, Mesjid Almukaromah yang menjadi jejak rekam desa ini bagi pembangunan untuk masa sekarang ini.

Dan terjadi perubahan dari Desa Tuatunu yang dubawah naungan adminstratif Kabupaten Bangka ke Pemerintahan Kotamadya Daerah Tingkat II Pangkalpinang padatahun 1984 Nomor 12 menjadi Desa persiapan untuk menjadi Kelurahan Tuatunu Indah Kecamatan Taman Sari Kotamadya Pangkalpinang Propinsi Sumatera Selatan denan luas daerah sebesar 2500 Ha. Tanggal 06 Maret 1985 di tandatangani beriat acara serah terima Desa Tuatunu Ke wilayah Adminstrasi Kotamadya Pangkalpinang. Terhitung tanggal 06 Maret 1985 Tuatunu menjadi wilayah Kota Pangkalpinang.

Pada Bulan April tahun 2011 terjadi wilayah adminstrasi dimana Tuatunu indah menjadi bagian dari Kecamatan Gerunggang kemudian daerah Tuatunu dibagi menjadi 2 wilayah yaitu Kelurahan Tuatunu Indah dan Kelurahan Air Kepala Tujuh. Dimana Kelurahan Air Kepala Tujuh menerima wilayah sebesar 740 Ha. Dan sisa sebanyak 1750 Ha masih dimiliki Kelurahan Tuatunu Indah. Kelurahan Tuatunu terdiri dari 9 RT dan 3 RW dengan penduduk sebanyak 6868 jiwa.

Secara umum Kelurahan Tua Tunu Indah, memiliki wilayah seluas 1750 Ha. Dengan struktur tanah yang berbentuk dataran dan memiliki batasan wilayah sebagai berikut:

- Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Balun Ijuk & Kelurahan Jembatan Gantung.

- Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Kace & Air Kepala Tujuh.

- Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Air Duren & Cengkong Abang.

- Sebelah Timur berbatasan dengan Kel. Bukit Merapin & Air Salemba.

Kantor kelurahan Tua Tunu Indah beralamat di Tua Tunu, Gerunggang, Kota Pangkal Pinang, Kepulauan Bangka Belitung 33173.

PETA KELURAHAN TUA TUNU INDAH

Rencana pembangunan Kelurahan Tuatunu menjadi Desa wisata telah dicanagkan pada tahun 2003 dan pada tahun 2005 telah direalisasikan untuk menjadi desa wisata kampong melayu Tuatunu. Objek wisata yang ada dituatunu yaitu sebagai berikut:

- Hutan Wisata Tua Tunu

Objek wisata alam yang menjadi andalan Kota Pangkalpinang yaitu Hutan Wisata Tuatunu. Terletak ± 6 km dari pusat kota, di desa Tuatunu Kelurahan Tuatunu Indah Kecamatan Gerunggang Kota Pangkalpinang. Dengan luas mencapai ± 60 ha. Selain sebagai hutan wisata, hutan Tuatunu berfungsi sebagai kawasan konservasi dan perkemahan.

Keadaan tanah mempunayi PH rata-rata di bawah 5, dengan jenis tanah Podsolik merah kuning, Regosol, Gleisol dan Organosol, yang merupakan pelaupkan dan batuan induk, sedangkan pada sebagian kecil daerah rawanya memiliki jenis tanah asosiasi alluvial dan hydronomy dang lay humus serta regosol kelabu muda yang berasal dari endapan pasir dan tanah liat

Jenis flora yang dominan adalah karet, mahoni, bisbul, kayu seru, kayu kabel, kayu serambet, kayu gerunggang, kayu pelumpang, kayu rengas, kayu palawan, kayu nyatoh, kayu meranti merah, rumbia. Sedangkan jenis binatangnya yaitu jenis burung, kancil/pelanduk, napo, berbagai jenis primate, lebah madu dan berbagai jenis ular

- Mesjid Kayu Tua Tunu :

Masjid Kayu Tua Tunu terletak di kawasan hutan di Desa Tua Tunu, Pangkalpinang. Kawasan Masjid ini masih berupa kawasan hutan dan kebun masyarakat, namun dilengkapi dengan galeri dan model kampong Bangka di masa lalu. Kawasan ini dirintis dan dikelola Kelekak Community.

Untuk menuju kawasan Masjid, dapat mengikuti papan petunjuk arah yang dipasang dari sebuah gang kecil di sebelah Masjid Raya Tua Tunu, Pangkalpinang. Jalan menuju kawasan ini masih berupa jalan kampong yang tidak di aspal dan di beberapa bagian lebarnya hanya cukup untuk 1 kendaraan mobil penumpang. Sepanjang jalan kampong tersebut dapat dilihat kebun-kebun warga seperti kebun sayuran, kebun lada dan kebun nanas, serta melewati sungai yang airnya masih jernih dan sering digunakan penduduk warga untuk mencuci dan mandi.

Masjid Kayu Tua Tunu baru dibangun di akhir tahun 2012. Dinamakan Masjid Kayu karena memang bangunan ini seluruhnya terbuat dari kayu. Kayu yang digunakan adalah kayu Cempedak dan Meranti yang diharapkan tahan rayap. Masjid ini mengambil bentuk awal Masjid Jami’ Pangkalpinang yang memiliki 5 tiang kayu di dalamnya.

Suasana yang masih asri dan jauh dari hiruk pikuk kota menjadikan kawasan ini tempat beristirahat yang nyaman. Meskipun demikian, pada hari libur, kawasan ini akan ramai dikunjungi orang serta para pesepeda yang menjelajah alam disekitar Kawasan Masjid.

Di dalam kawasan Masjid terdapat galeri yang memuat benda-benda antik dan alat permainan yang sering dimainkan anak-anak Bangka di masa lalu. Terdapat pula contoh rumah panggung yang menjadi ciri rumah-rumah kebun di Bangka yang juga dilengkapi dengan Dapuk (tungku berkaki yang sering ditemui di rumah-rumah orang Bangka di masa lalu). Di halaman terdapat sebuah miniature perahu orang Sekak. Untuk menuju rumah, harus menyeberangi kali kecil dengan jembatan bambu yang dililiti oleh sulur rotan.

- Mesjid Raya Tuatunu :

Masjid Raya Tuatunu merupakan masjid terbesar dan kebanggaan masyarakat Bangka Belitung. Selain terkenal karena kemegahan dan keindahan bangunannya, masjid ini didaulat sebagai masjid digital pertama di Provinsi Bangka Belitung. Istilah tersebut memang layak disematkan pada masjid ini. Berbagai fasilitas digital tersedia di sana, mulai dari internet kabel serta nirkabel (hotspot), beberapa perangkat komputer dan laptop sebagai penunjang kegiatan, hingga bedug digital.

Saat diresmikan oleh Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara periode 2004-2009, Taufiq Effendi, juga dilaksanakan deklarasi komunitas Cyber Mosque Generation Club yang merupakan awal digunakannya teknologi digital oleh komunitas santri, pesantren, dan masyarakat etnis asli Bangka Belitung.

Masjid yang dibangun dari dana hasil penukaran tanah masyarakat Tuatunu dengan Pemda Pangkal Pinang tersebut memadukan arsitektur modern dan tradisional.

Hal ini terlihat dari bentuk kubah yang futuristik dengan tampilan setengah lingkaran berpola pipih namun dipadukan dengan atap berbentuk limas yang menaungi pintu masuk masjid.

Dominasi warna putih di bagian dalam masjid melambangkan kesucian. Warna yang dihasilkan dari keramik lantai dan dinding tersebut membuat masjid terasa sangat bersih dan nyaman.

Tepat di bagian belakang mimbar terdapat kaca patri hias beraneka warna bertuliskan lafaz Allah Swt. dan Muhammad Saw., menciptakan visual yang cukup dramatis dalam ceramah- ceramah keagamaan.

Selain sebagai tempat beribadah, masjid ini diharapkan menjadi pusat studi Islam dan kegiatan-kegiatan lain yang bernuasa Islam. Apalagi posisi masjid tak jauh dari Universitas Bangka Belitung (UBB), Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN), dan Tampuk Pinang Pura (TPP). Masjid Raya Tuatunu memang dipersiapkan oleh pemerintah setempat dengan dukungan warga sebagai wahana wisata religi bagi para pendatang. Masjid ini diharapkan menjadi landmark kebanggaan Provinsi Bangka Belitung.

- Mesjid Al-Mukarom :

Masjid Al Mukarrom, terletak di Kelurahan Tuatunu Indah Kecamatan Gerunggang. Posisi awalnya berada di tengah Kampung Tua atau Kampung Lama Tuatunu, sekarang terletak persis di ujung kampung Tuatunu. Sekarang terletak persis di ujung Kampung Tuatunu. Masjid ini didirikan pada tahun 1928 dan merupakan salah satu masjid tertua yang ada di Pulau Bangka. Menurut informasi meruapakn masjid tempat sholat Jum'at pertama sekali didirikan di Pangkalpinang.

- Perigi Pekasem :

Sumur atau perigi Pekasem terletak di Kelurahan Tuatunu Indah Kecamatan Gerunggang. Perigi atau sumur ini dijadikan tempat untuk membuang mayat orang-orang yang terbunuh TKR (Tentara Keamanan Rakyat), karena dianggap musuh atau sebagai mata-mata Belanda atau sekutu.

Tuatunu sendiri pada waktu itu merupakan kampung yang dijadikan salah satu markas TKR yang terletak di Hutan Titi Rengas, Kampung Cekong Abang Air Duren dan Hutan Arang, Air Kelapa Tujuh, terletak antara bukit, bulur air dan Air Kelapa Tujuh Tuatunu.

TKR sendiri dibentuk oleh pemerintah berdasarkan Maklumat tanggal 5 Oktober 1945 dikarenakan situasi Nagara Kesatuan Republik Indonesia yang baru terbentuk dalam keadaan genting dan berbahaya karena kedatangan tentara Belanda (NICA) karena ingin kembali berkuasa di Indonesia.

- Kubur Akek Bandeng :

Akek dalam sebutan orang Bangka berarti kakek dan Bandeng dalam bahasa Daerah Tuatunu berarti orang yang selama hidupnya tidak menikah.

Nama sebenarnya dari Akek Bandeng adalah Akek Malik, beliau lahir sekitar tahun 1850 dan wafat tahun 1920. makam tersebut sering diziarahi masyarakat karena Akek Bandeng adalah seorang ahli ibadah dan shaleh serta dikaruniai oleh Allah SWT dengan bermacam karomah.